Friday, December 3, 2010

5 roti dan 2 ikan

Saya tidak tahan untuk tidak segera menuliskan pengalaman ini. Bagi sebagian besar orang mungkin cerita saya sangat biasa, tetapi bagi saya ini merupakan bagian dari proses perjalanan iman yang saya alami. Berawal dari bencana yang melanda Indonesia dalam minggu ini, gempa Mentawai disusul oleh letusan Gunung Merapi yang meluluhlantakkan negeri ini, saya merasakan dorongan yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu melalui Persekutuan Doa Tempo Group.  Kamis pagi sebelum berangkat ke kantor saya masih sempat menyimak berita televisi yang melaporkan bencana tersebut. Saat itu juga saya merasakan panggilan di hati saya untuk mengajak teman-teman persekutuan doa bersekutu dan menggalang dana untuk korban bencana alam. Saya berpikir bahwa PD Tempo harus melakukan sesuatu. Saya tidak ingin kami terjebak oleh persekutuan doa yang terus menerus melihat ke dalam, tetapi tidak peka dengan apa yang terjadi di sekitar kami. We must do something! Tergerak oleh pemikiran itu, saya segera mengirim sms ke beberapa teman kantor menceritakan panggilan tersebut.  Oh ya, Persekutuan Doa Tempo Group dilakukan setiap 2 minggu sekali dan Jumat kemarin sebenarnya tidak ada jadwal PD karena kami sudah melakukannya minggu lalu. Tetapi dorongan tersebut membuat saya berpikir untuk melakukan persekutuan doa khusus, berdoa bagi bangsa ini dan menggalang dana untuk korban bencana alam seberapapun banyaknya yang merupakan wujud kepedulian kami. Saya terusik untuk tidak hanya mengatakan “kasihan mereka ya..”, tetapi berhenti sampai di situ. Setiba di kantor saya segera mengirim email ke beberapa teman membahas hal ini dan menerima banyak respon.  Akhirnya semua berjalan begitu cepat.  Menyusun acara, menyebar undangan, menelepon teman-teman kantor agar datang di acara tersebut keesokan harinya. Saya bersyukur atas teman-teman yang luar biasa dan memiliki kerinduan yang sama untuk berbagi. Saya tidak tahu berapa banyak yang akan datang, tetapi yang terpenting bagi saya adalah acara bisa terselenggara dan itu semua karena anugerahNya! Kami adalah bagian dari bangsa ini dan kami diajar untuk berempati bagi saudara-saudara kami yang mengalami bencana. Kami mengasihi mereka, dan kami tahu pasti bahwa Tuhan mengasihi mereka!  Penderitaan sesama mengajar kami bahwa kami membutuhkan Tuhan untuk memulihkan bangsa ini. We need You, Lord!  Dan inilah kerinduan kami, bersatu hati berdoa untuk Indonesia tercinta. Seluruh persembahan yang terkumpul akan kami berikan kepada korban bencana. Sejujurnya saya tidak pernah membayangkan jumlah yang terkumpul akan begitu besar, apalagi  dibandingkan jumlah kursi yang terisi. Saya memperkirakan persembahan di angka 1 jutaan, tetapi ternyata Tuhan melipatgandakannya menjadi 4 juta! Saya hampir menangis menyaksikan kemuliaan Tuhan dan sangat terberkati.  Saya bersyukur untuk teman-teman yang sangat baik dan peduli. Saya teringat dengan cerita 5 roti dan 2 ikan, yang saat itu juga disampaikan dalam pemberitaan firman. 5 roti dan 2 ikan mengisahkan saat Yesus mengajar di bukit dan ribuan orang berbondong-bondong datang mendengarkan dia. Ketika hari menjelang malam, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan karena melihat bahwa orang-orang tersebut pasti sangat lapar, dan tidak mungkin menyuruh mereka pulang karena hari sudah malam. Satu hal yang menarik adalah ketika Yesus berkata kepada murid-muridnya “Kamu harus memberi mereka makan”. “Kamu”, yang artinya bahwa murid-murid itu harus melakukan sesuatu, bukan hanya bicara, tetapi mengambil tindakan memberi kepada orang yang membutuhkan. Hanya ada 5 roti dan 2 ikan. Apa yang dapat dilakukan dengan makanan yang jumlahnya nyaris tidak berarti  itu untuk memberi makan ribuan orang? Tetapi inilah yang terjadi, Yesus memberkati roti dan ikan tersebut yang kemudian dibagikan oleh murid-murid ke ribuan orang yang makan sampai kenyang,  dan masih bersisa 12 bakul!  Luar biasa! 5 roti dan 2 menyadarkan saya bahwa apa yang kita miliki, sekecil apapun,  akan menjadi berkat yang menakjubkan bagi orang lain ketika kita menyerahkanNya kepada Tuhan dengan segenap hati. Saya sungguh tidak menyangka bahwa persembahan yang terkumpul di PD Tempo bisa begitu besar untuk ukuran saya meskipun tentu saja tidak sebesar sumbangan-sumbangan yang  terus mengalir ke para korban bencana. Tetapi yang lebih penting adalah persekutuan kami, doa kami untuk bangsa ini. Sebuah gagasan yang sederhana, gagasan 5 roti dan 2 ikan, disempurnakan Tuhan dengan cara yang luar biasa.  Melalui kejadian tersebut, kami juga diajar untuk peka terhadap sekitar kami, dan melakukan tindakan nyata. Seperti Yesus yang berkata kepada murid-muridnya ketika melihat orang banyak kelaparan “Kamu harus memberi mereka makan”. Sebuah pengalaman yang sederhana, tetapi menggetarkan hati saya untuk menuliskan catatan ini dan mengingat lagi lagu yang kami nyanyikan....

Kami umatMu, rendahkan diri, sujud dan berdoa
Mencari wajahMu, berbalik dari jalan kami yang jahat
Oleh AnugrahMu, ampunilah
Oleh AnugrahMu, pulihkanlah
Tuhan pulihkan, Bapa pulihkan
Kembalikan bangsa kami kepadaMu
Tuhan pulihkan, ampunilah bangsa kami
dan pulihkan kembali negeri kami....

 30.10.2010

No comments:

Post a Comment