Saturday, December 15, 2012

Time flies


Life is like riding a bicycle. To keep your balance you must keep moving
- Albert Enstein

Saya membuka mata di pagi hari dan berucap, selamat datang Desember. Tahun 2012 berjalan sangat cepat, bahkan sebentar lagi Natal tiba. Tahun berganti, waktu berlalu, hari demi hari yang dulu terasa jauh dan lama, sekarang terlewati. Waktu 24 jam sehari bisa berdetak lambat atau cepat, tergantung peristiwa yang dialami. Kebahagiaan dan kegembiraan menjadi alat percepatannya, sedangkan kesedihan dan kepedihan menjadi alat yang menahan waktu untuk tidak beranjak dari kita berpijak. Waktu yang mestinya matematis seringkali menjadi sangat dipengaruhi persepsi sehingga tidak bisa dihitung secara logika. Contoh nyata, ketika kita sangat mencintai pekerjaan dan asyik menikmatinya, jam kantor menjadi tidak berarti karena mendadak sudah larut malam. Atau ketika kita sedang berkumpul dengan orang-orang terkasih, waktu seakan berlari sehingga kebersamaan itu cepat selesai. Tetapi saat mengalami suatu kejadian yang tidak enak atau melakukan pekerjaan yang tidak kita sukai, waktu merambat begitu lambat. Apapun yang terjadi, satu hal yang tidak berubah adalah waktu selalu berjalan maju.

Saya menikmati hari-hari, mengamati keponakan yang sudah besar, bahkan 4 dari 10 keponakan sudah menikah. Serunya lagi saya sudah menyandang gelar 'nenek' karena menimang 2 orang cucu yang merupakan anak-anak mereka. Secara refleks saya bercermin dan menyadari bahwa ternyata saya memang sudah tidak remaja lagi, paling tidak beberapa teman kantor secara bercanda memanggil 'Oma' karena saya pernah memasang gambar profil menggendong cucu. Ingatan saya kembali ke masa dua puluh lima tahun silam ketika saya masih bermain main dengan mereka dan memboncengkannya di jok sepeda motor. Salah seorang keponakan di Solo yang dulu seringkali saya jemput ketika di Taman Kanak Kanak, dan saya bimbing belajar dimalam hari sekarang sudah mahasiswa Teknik Sipil tingkat akhir. Ah, menyenangkan juga mengingat semuanya, tetapi itu semua sudah lewat. Terkadang saya tidak menyadari berharganya waktu sampai saya memahami bahwa hari-hari yang saya tinggalkan menyimpan banyak cerita.

Waktu tidak bisa diputar ulang. Apa yang sudah terjadi hanya bisa diingat, dikenang, disyukuri, atau bahkan diratapi. Tetapi apakah gunanya semua itu, karena kita belajar dari waktu yang terus bergerak maju tanpa ada yang mampu menahan. Kalaupun dalam hidup kita ada banyak kejadian yang tidak sesuai harapan, saatnya terus berjalan tanpa ragu seperti waktu. Waktu adalah contoh tentang konsistensi, setiap detik berdetak, seirama dengan putaran alam. Apa yang dialami, keberhasilan-kegagalan, kebahagiaan-kesedihan adalah dua sisi mata uang yang silih berganti, sama seperti siang dan malam yang mewarnai dunia mengikuti hukum alam. Waktu berlalu, peristiwa berlalu. Jadi semestinya tidak perlu berhenti di suatu masa hanya karena kita terlalu berbahagia sehingga tidak mau melepaskannya, atau terlalu sedih sehingga berkubang di dalamnya. Semua memiliki porsinya sendiri, seperti siang dan malam yang saling melengkapi.

Waktu terus berjalan apapun yang terjadi, demikian juga hidup kita. Peristiwa datang dan pergi, ada yang menjadi kenangan, ada yang menghilang. Orang juga datang dan pergi berulang kali. Saya sedang mencoba menikmati setahun terakhir dengan belajar dari waktu. Mau kemana kita? Roda kehidupan berputar, tidak pernah ada waktu dan tanggal yang sama sepanjang zaman. Pertanyaannya, apakah kita akan melaluinya sia-sia, atau kita akan membuatnya menjadi waktu-waktu indah setiap hari apapun yang terjadi? Jawabannya ada di hati kita masing-masing. Saya lagi belajar dan berharap bisa lulus, menghitung hari demi hari yang saya lewati, mempersiapkan Natal dan Tahun Baru yang tinggal hitungan hari. Pilihan ada di tangan kita. Selamat menjalani hari-hari dengan bijaksana!

No comments:

Post a Comment