Salah satu kepuasan terbesar saya saat ini adalah apabila saya bisa memberikan yang terbaik dalam training-training yang saya berikan dan peserta training mendapatkan manfaat yang optimal dari training tersebut. Saya tidak ingin mereka pulang dengan kecewa dan menyesal telah mendatangi training saya, meskipun suka tidak suka mereka tetap harus datang karena keikutsertaan mereka adalah tugas dari kantor. Itulah sebabnya saya merasa harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum memberikan training dan berharap apa yang saya pelajari akan membantu saya dalam memberikan materi. Seperti kepuasan yang saya rasakan ketika memberikan training Coaching dan Counseling minggu lalu untuk para sales leader cabang karena peserta sangat antusias selama pelatihan. Secara emosi saya sungguh terlibat dan bersuka cita dengan semangat mereka sehingga membuat saya terus termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Begitu saya termotivasi maka energi yang saya keluarkan semakin positif dan serasa tidak akan habis sampai pelatihan selesai. Rasa capek yang luar biasa setelah 2 atau 3 hari mengajar full day, segera terbayarkan begitu peserta puas dan mendapatkan banyak manfaat dari training tersebut. Sungguh, saya merasa berbahagia.
Pepatah bijak mengatakan bahwa apa yang kita kerjakan dengan sepenuh hati akan memberikan hasil yang terbaik, entah itu dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Dulu saya merasa kesulitan untuk menerjemahkan kata “sepenuh hati” pada pekerjaan yang saya lakukan, karena saya merasa tidak tune in dan hanya menjalankan kewajiban. Tetapi sekarang saya mengerti maknanya, dan mendapatkan pencerahan bahwa bekerja dengan hati ternyata memberikan kepuasan luar biasa dan memberikan energi yang terus mengalir sehingga kita sanggup memberikan yang terbaik yang kita miliki. Saya bersyukur bahwa akhirnya saya bisa mendapatkan makna itu yang membuat saya bebas berkreasi dan berjalan seperti yang saya inginkan. Saya teringat masa lampau ketika saya bekerja karena saya harus bekerja. Pekerjaan menjadi sangat melelahkan karena saya harus menguras energi untuk dua hal, memaksa diri untuk menyukainya, dan memaksa diri untuk tetap melakukan pekerjaan tersebut. Energi yang saya keluarkan menjadi sangat besar tetapi tidak produktif.
Memberikan dengan sepenuh hati tidak akan bisa dilakukan tanpa mencintai. Karena saya cinta mengajar, maka saya melakukannya dengan sepenuh hati. Sentuhan hati hanya dapat dilakukan dengan hati, itulah kuncinya. Kita bisa memberi tanpa mencintai, tetapi tidak mungkin mencintai tanpa memberi. Totalitas yang kita berikan akan tercermin dalam sikap, bahasa tubuh, dan energi yang memancar dari diri kita dan akan memberikan efek positif bagi orang lain. Pertanyaannya, apakah kita selalu mendapatkan pekerjaan yang kita cintai? Bukankah dalam hidup ini seringkali kita tidak bisa memilih karena tuntutan ekonomi dan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita sukai? Ya, itu seringkali terjadi. Bagi saya tidak ada pilihan lain kecuali mencoba mencintai apa yang kita miliki saat ini kalau kita belum punya kesempatan untuk mendapatkan yang lain. Pepatah Jawa mengatakan, “witing tresno jalaran soko kulino”, permulaan cinta adalah karena terbiasa. Kadang-kadang kita memplesetkannya menjadi “witing tresno jalaran ora ono liyo”, permulaan cinta adalah karena tidak ada yang lain, alias tidak ada pilihan lagi. Jadi apa boleh buat, cintailah apa yang ada. Meskipun hanya plesetan, tetapi saya merasa pepatah itu ada benarnya juga, untuk tidak mengatakan bahwa diri kita tidak laku-laku sehingga terpaksa menerima saja apa yang ada. Hehehe. Soko kulino diartikan bahwa awalnya tidak ada cinta, tetapi karena setiap hari bertemu dan terus berinteraksi lama-lama cinta itu tumbuh juga. Analogi ini sepertinya bisa juga diterapkan dalam pekerjaan kita, sehingga kita tidak berhenti pada satu titik yang membuat kita jenuh dan putus asa tetapi seperti tidak ada jalan keluar. Kecuali kalau kita berani memilih dan segera keluar dari lingkaran tersebut, mencari sesuatu yang kita cintai dan melakukannya sepenuh hati.
Ketika saya memutuskan keluar dari sales dan marketing, lalu turn around di bagian training saya merasa itu sebuah pilihan yang tepat. Panggilan saya adalah mengajar dan pengembangan orang, dan saya merasa talenta saya ada di situ. Paulus Winarto dalam bukunya “Be Strong” menulis bahwa ada tiga tahap penting dalam perjalanan sukses anak manusia di muka bumi ini, yaitu menemukan talenta, mengembangkannya, dan menjadikannya rahmat atau berkat bagi hidup sesama, karena kita tidak bisa memberikan apa pun yang tidak kita miliki. Menjadi diri sendiri, terus belajar, dan bertumbuh sehingga semakin banyak yang bisa kita bagikan kepada sesama. Do what you love and love what you do!
Dalam perjalanan hidup, saya banyak menemukan orang-orang yang sungguh melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati. Saya tidak tahu apakah itu talenta mereka, tetapi yang saya tahu adalah saya sungguh terberkati dengan cara mereka melakukan pekerjaannya. Penjual soto langganan di depan kantor saya yang lama, yang selalu tersenyum ketika melayani pelanggan dan selalu memberikan lebih dari yang saya minta. Saya teringat beberapa waktu yang lalu ketika saya bertanya apakah masih ada “ceker (kaki ayam)- biasanya orang Jawa sangat suka ceker”, saya berpikir bahwa dia akan memberikan saya 1 buah ceker, tetapi ternyata saya diberi 3 ceker dengan harga yang sama! Wah, ini murah hati atau menghina dikiranya saya rakus? Hahaha. Atau senyuman tulus seorang office boy yang saya temui di kantor, yang selalu menyapa setiap saya lewat. Saya percaya bahwa melakukan sesuatu dengan sepenuh hati akan selalu memberikan dampak bagi orang lain. Dan bukankah itu makna kenapa kita ada di dunia ini? Rick Warren dalam bukunya Purpose Driven Life menggelitik saya dengan sebuah pertanyaan, untuk apa kita berada di dunia ini. Ya, saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan dan saya diciptakan untuk suatu tujuan, menjadi berkat bagi orang lain, dan melalui itulah saya bisa merasakan betapa hidup menjadi bermakna, yaitu ketika saya bisa membagikan apa yang saya miliki kepada orang lain, bukan memikirkan apa yang bisa saya dapatkan dari orang lain.
Jadi kalau saat ini saya bisa terus memberikan training dan saya berbahagia karenanya, itulah sebenarnya sumber kebahagiaan saya. Bukan karena apa yang saya miliki, tetapi apa yang bisa saya bagi. Kebahagiaan saya tidak tergantung kepada orang lain, tetapi tergantung pada diri saya sendiri. Saya pernah dengan antusias bercerita kepada seorang teman mengenai mimpi, harapan, dan keinginan saya, menjadi trainer dan penulis buku. Saat itu dengan penuh semangat saya mengatakan bahwa itulah kebahagiaan saya, ketika saya bisa berbagi dengan orang lain, mencintai apa yang saya kerjakan, dan bersyukur untuk apa yang bisa saya berikan bagi sesama. Hidup saya akan berbeda, karena saya tidak lagi terpusat pada apa yang belum saya miliki, tetapi pada apa yang bisa saya berikan. Ketika saya ditanya apa yang membuat saya suka mengajar? Saya menjawab, karena cinta. Saya ingin berbagi, dan saya sangat berbahagia ketika orang lain bisa mendapatkan manfaat dari apa yang saya lakukan. Hati hanya bisa disentuh melalui hati. Seperti syair lagu cinta Ari Lasso, “sentuhlah dia tepat di hatinya, dia kan jadi milikmu selamanya”, ya, dalam konteks kehidupan sehari-hari dan pekerjaan, melakukan dengan hati akan memberikan dampak bagi orang lain, karena kita akan menjadi berarti bukan dari apa yang kita terima tetapi dari apa yang kita lakukan. Saya mengamininya, bagaimana dengan anda?
Ditunggu tulisan pengalamannya dalam perjalanan trainingnya Bu. Kalau dikumpulkan dengan berbeda tempat, waktu, dan temanya pasti akan lahir banyak pengalaman yang bisa dishare ke banyak orang dan bisa dibukukan. :)
ReplyDeleteSalam kenal dan semangat. Keep Writing !
Perlu diperhatikan kembali ya Bu untuk redaksinya, semoga lancar dan sukses dalam pembuatan bukunya nanti.
ReplyDeleteSaya tunggu tulisan Ibu yang berikutnya, dan bukunya.
Salam Penuh Semangat....
@Ikanuri: Dear Mbak Ika,atau Nuri? Hehehe thanks a lot masukannya. Sangat berharga. Salam kenal balik. Saya sudah liat blog-nya, bagus. Sukses selalu ya :) Keep writing and keep reading!
ReplyDelete@Mas Dany: Thanks a lot masukannya Mas. Sangat berharga. Iya nih, lagi mengejar mimpi. Sukses juga, keep fighting! :)
test
ReplyDelete